Selasa, 19 Agustus 2014

Jalan Menuju Hijab

Kita memang tidak pernah tahu apa yang direncanakan Alloh untuk kita, terlepas dari itu kita harus percaya bahwa rencana-Nya pasti lebih baik dari rencana kita.
Umurku sebentar lagi menuju 27 tahun, sebagai muslimin aku belum berhijab. Banyak sekali orang yang menyarankan, menyindir bahkan terang-terangan menyuruh untuk berhijab dan kebanyakan permintaan itu datang dari orang luar bukan dari keluarga.
Di Indonesia hukum yang diterapkan adalah Hukum Negara, kita bukan Negara Islam untuk itu aturan-aturan yang ditetapkan pun aturan global bukan aturan hukum Syari'at Islam. Untuk itu semua warga negara dibebaskan berpakaian seperti apapun sesuka hati masing-masing, jadi walaupun sebagian warna negara Indonesia memeluk Islam para muslimin pun banyak yang belum berhijab.
Saya berasal dari keluarga yang biasa saja, pelajaran agama yang diterapkan didalam rumah tidak terlalu ketat. Dari aku kecil ibu ku sudah sibuk bekerja untuk membiayai ke-6 anaknya jadi jarang sekali beliau memperhatikan kami, sedangkan ayah ku dari aku kecil beliau sudah tampak begitu tua dan lebih sering berada dirumah istri pertamanya jadi kamipun jarang sekali menjadi perhatian beliau.
Aku beserta adik dan kakakku hidup masing-masing tanpa adanya orang tua yang memperhatikan, jangankan ada yang mengingatkan makan yang mengingatkan sholat saja tidak ada. Aku begitupun adikku terjauh dari agama karena kami tidak mempunyai sosok yang selalu mengingatkan dan mengajarkan kami pada agama yang kami miliki sejak lahir.
Seiring itu aku tumbuh remaja dan dewasa hidup dengan pemahaman agama yang hanya sedikit dan tidak berusaha untuk menambahkannya. Bila sedang bergaul dengan teman-teman perempuan mereka bercerita betapa inginnya mereka berhijab tapi aku merasa biasa saja, tidak terlalu ingin berhijab. Karena menurut fikiranku kenapa harus berhijab ? Dan dalam lamunanku tentang masa depanpun aku tidak berniatkan berhijab.
Banyak sekali sanggahan-sanggahan yang aku buat dalam hati tentang berhijab, seperti,
- Untuk apa berhijab kalau ucapakan dan tingkah laku masih buruk.
- Untuk apa berhijab kalau nanti dibuka lagi.
- Untuk apa berhijab kalau masih terlihat lekukan badan, dsttttttttt.
Terkadang banyak pula orang-orang yang menyindir aku untuk berhijab dan kadang sindirannya tidak kena dihati malah lebih ke "distrubing" jadi sedikit merasa dipaksa.
Pada kuartal ke 4 ditahun 2013 aku pindah kerja ke kantor yang aku mau namun ternyata di kantor ini sama sekali tidak ada job desk sedangkan di 2 kantor sebelumnya aku sangat sibuk sekali. Disini aku mempunyai banyak sekali waktu luang yang entah harus dengan apa dan bagaimana aku melewatinya.Sebulan aku dikantor ini rasanya bosan sekali dan galau sekali, ingin rasanya aku resign karena merasa posisi ku disini sangat tidak berarti berbeda di kantorku sebelumnya yang keberadaanku sangat diperhitungkan.
Namun aku bertahan karena kantor inilah yang selama ini aku inginkan, kemudian hanya main game yang bisa kulakukan dikebanyakan waktuku, setiap berada dikantor aku rajin sholat Dzuhur dan Ashar walaupun waktunya tidak selalu diawal lebih seringnya diakhirkan yang penting sholat. Karena banyaknya waktu ini aku jadi sering buka media sosialku yang dulunya tidak pernah aku buka. Aku mulai aktif di twitter, yang aku follow artis-artis, media jurnalis, kuliner, sosial dan politik. Suatu ketika aku lihat retweet temenku tentang islami, lalu aku buka akun itu aku baca setiap tweetnya dan aku follow.
Esoknya setiap aku buka twiiter timeline dari akun tersebut muncul secara rutin kemudian twitter menyarankan aku untuk follow beberapa akun serupa dan akupun mulai follow akun-akun berbau islam mulai yang berisikan teladan rasul, hadis Al Qur'an, akun yang bersimpati pada perang Gaza, potongan ayat-ayat Al qur'an dan tentunya tak lupa Ustad Twitter Ustad @felixsiauw.
Setiap hari aku baca tweet mereka, awalnya terasa agak kasar dan menyinggung lama-lama terbiasa. Selanjutnya dengan banyaknya waktu dan kebebasan untuk browsing awalnya aku browsing onlineshop setelah bosan akupun mulai searching tentang bacaan sholat yang selama ini aku lakukan tanpa tahu apa arti dari yang aku ucapkan. Dan ternyata artinya sangat indah sekali, setiap sholat aku membaca dan mengingat artinya dan sholatpun terasa lebih khusuk. Kemudian aku membaca dan membuka web yang lainnya, aku belajar baca surat-surat dalam Al qur'an beserta artiannya, baca tweet-tweet tentang islam berusaha untuk mengenal islam lebih jauh dan alhamdulillah aku dapet banyak hidayah dan manfaat. Sebenarnya hati sudah sangat mantap untuk berhijab namun kebijakan kantor belum memperbolehkan karena kantor ini kantor multi-international yang tidak ingin menunjukan 1 agama. Namun dengan niat itu mungkin untuk saat ini aku akan memperbaiki diri dulu dalam berpenampilan, gak mau sexy-sexy lagi, mulai kumpulin baju-baju lengan panjang, ngumpulin dulu kerudung, mulai belajar berkelakuan manis dan santun dan juga menghindari maksiat.
Semoga gak lama lagi aku bisa menutup aurat walaupun belum pakai hijab, semoga kelakuan dan tutur kata aku sudah jauh lebih baik, sholat tepat waktu, berbakti sama orang tua, mencintai sesama, bersedekah, berprasangka baik, segera menikah dan berhijab dengan ikhlas dan selamanya :D juga dengan syar'i :D

Rabu, 13 Agustus 2014

Romantis Sampai Akhir

Kesetiaan, kata yang indah didengar yah namun semua orang tahu bahwa hal itu sangat sulit sekali diwujudkan. Memerlukan pengorbanan yang sangat besar, kesabaran yang tiada batasnya dan tentunya membuang semua ego kita.
Kesetiaan bukan hanya tidak menyelingkuhi pasangan kita namun kesetiaan lebih dari itu. Saya sebagai perempuan yang bekerja dan mempunyai kehidupan sosial menengah atas sulit sekali untuk menemukan kesetiaan atau mempercayai kesetian.
Dengan kehidupan sosial yang penuh dengan gengsi tentunya ingin mempunyai pasangan yang tidak malu-maluin bila dipamerkan didepan publik. Ingin mempunyai pasangan yang tampan, yang cantik, yang mapan, yang sukses, yang pintar, yang baik, yang sayang sama kita, yang bla bla bla yang sempurna. Sungguh tidak mungkin akan didapat ya :D.
Saya sendiri bisa dibilang sebagai orang yang jauh dari rasa bersyukur. Saya tidak jomblo, saya punya pacar yang jarang sekali saya syukuri keberadaannya. Padahal kalau dilihat dari fisik dia jauh keatas dari kata lumbayan, sudah bekerja, punya sense fashion yang tinggi, tidak pernah mau pakai barang KW, pintar, selalu up to date tapiiiiiiiiiiiiiiiiiii . . . kasih tau gak ya tapi nya, xixixixixixiiiii Tapi aku tidak pernah bersyukur.
Tadi pagi saya pergi ngantor pakai angkot, kesal sekali rasanya karena sudah kesiangan, pacar milih tidur dari pada nganterin saya ngantor. Dalam angkot yang tidak terlalu penuh penumpang saya yang bisa diam dan termenung tanpa adanya hiburan.Penumpang naik turun bergantian sepanjang perjalanan, kemudian di pertengahan perjalanan angkot berhenti karena ada seorang bapak yang umurnya sekitaran 60 an. Dia memakai batik berwarna coklat, celana yang sudah lusuh serta sendal jepit lalu dengan tergesa-gesa dia memapah serang ibu seumur dengannya masuk kedalam angkot. Wanita itu terlihat sangat lemas, memakai pakaian yang sama lusuhnya dengan bapak tadi, kulitnya kering, raut wajahnya sayu dan ada selang dimulutnya. Terlihat sekali bahwa ibu itu sedang sakit. Bapak itu memapah istrinya yang lemah masuk kedalam angkot, terlihat sekali istrinya kesusahan untuk masuk kedalam angkot, lalu mereka duduk berdampingan, sang bapak melihat lurus kedepan supir dan jalan khawatir angkot berjalan melebihi tempat tujuan mereka dan sesekali pandangan si bapak ditujukan kepada istrinya seolah ingin mengetahui keadaan istrinya. Sang bapak lalu mengeluarkan dompet kecil dari sakunya lalu mengambil uang untuk angkot tak lama kemudian dia meminta angkot berhenti didepan RSHS, setelah membayar ongkos bapak itupun turun diikuti dengan sang istri namun kondisi istrinya yang lemah dia mencoba untuk berdiri namun terlihat sangat kesusahan lalu tiba-tiba sang suami dengan senyumannya dia bergegas menggendong sang istri agar dia dapat dengan mudah turun dari angkot. Ya Alloh sungguh luas kuasa-MU Engkau memperlihatkan kepada hamba betapa lembutnya hati manusia, betapa sempurnya ciptaan-Mu dan betapa hebatnya Cinta Sejati dan Kesetiaan.
Melihat langsung hal ini membuat saya berfikir betapa indahnya cinta dan kesetiaan. Di raut wajah bapak tersebut tidak tersirat rasa malu atas kondisi sang istri apalagi merasa lelah dalam merawatnya. Sang istripun selalu tersenyum dan merelakan dirinya untuk dirawat, dijaga dan dilindungi oleh sang suami tentu saja hal itu memudahkan sang suami dalam merawatnya karna sang istri pasrah dengan keadaannya dan percaya kepada sang suami yang merawatnya penuh ikhlas.